PENDAHULUAN
Sistem
perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang berhadapan
dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas
dan mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan
terdidik dengan baik.
Pelayanan
keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan
kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas
adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di
rumah sakit, di mana tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien
adalah tenaga perawat. Namun sangat disayangkan bahwa pelayanan keperawatan
pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Keadaan ini bukan saja
disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan yang kita miliki, tetapi
terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki oleh
sebagian besar jenis tenaga ini.
Proses
keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam keperawatan,
karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang digunakan secara
sistematis dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan
yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil
asuhan keperawata.
Pendekatan
sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu sistem yang
terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau unit-unit yang
saling berhubungan, saling berinteraksi, saling tergantung dalam mencapai
tujuan. Pendekatan sistem meliputi cara berpikir tentang fenomena secara
keseluruhan, metode atau teknik dalam memecahkan masalah atau pengambilan
keputusan (kesadaran adanya masalah karena berbagai faktor).
A. PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Pendidikan
dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan yang dimilikinya
sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk pelayanan professional yang berbentuk
bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia.
Tujuan
Pendidikan Dalam Keperawatan
Tujuan
pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik, bertanggung
jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat, bangsa
dan negara, dan sebagainya.
Dalam dunia
pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat umum
tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860) yang
menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan:
1.
Kegiatan demi kelangsungan hidup.
2.
Usaha mencari nafkah.
3.
Pendidikan anak.
4.
Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.
5.
Penggunaan waktu senggang.
Tujuan
pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan atas apa yang
dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi kehidupannya
dalam masyarakat.
Bloom cs
mebedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu :
1.
Kognitif (head)
Tujuan
kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia sekitarnya yang
meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan kognitif dibagi dalam 6
bagian, yaitu;
a)
Knowledge (Pengetahuan)
Meliputi
informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat.
b)
Comprehension (Pemahaman)
Merupakan
kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan, menafsirkan suatu teori.
c)
Application (Penerapan)
Merupakan
kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu pengertian, konsep, prinsip,
teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.
d)
Analysis (Analisis)
Yaitu
kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya misalnya analisis
hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad raya.
e)
Synthesis (Sintesis)
Yaitu
kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.
f)
Evaluation (Penilaian)
Penilaian
berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.
2.
Afektif (heart)
Tujuan
afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau
perkembangan emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian,
yaitu;
a)
Receiving
Menerima,
menaruh perhatian terhadap nilai tertentu.
b)
Responding (Merespon)
Yaitu
memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan kesediaan dan
kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon.
c)
Valuing (Menghargai)
Yaitu
menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri pada norma
tersebut.
d)
Organization (Organisasi)
Membentuk
suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-nilai.
e)
Characterization by Value or Value Complex
Mewujudkan
nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang, norma itu menjadi
bagian diri pribadi.
3.
Psikomotor (hand)
Tujuan
psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur motoris.
.
B. PRAKTIK KEPERAWATAN
Praktik
keperawatan adalah tindakan keperawatan profesioanal menggunakan pengetahuan
teoritis yang manatp dan kukuh dari berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu
keperawatan selain berbagai ilmu dasar
1. Memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kesehatan sederhana dan kompleks.
2.
Memberikan tindakan keperawatan langsung, pendidikan, nasehat, konseling, dalam
rangka penyelesaian masalah kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan dasar manusia
dalam upaya memandirikan system klien.
3.
Memberikan pelayanan keperawatan di sarana kesehatan dan tatanan lainnya.
4.
Memberikan pengobatan dan tindakan medik terbatas, pelayanan KB, imunisasi,
pertolongan
persalinan
normal dan menulis permintaan obat/resep.
C.
TANGGUNG JAWAB DAN PERAN PROFESIONAL
Perawat
memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan melalui belajar
terus menerus. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. Perawat dalam membuat
keputusan didasarkan pada informasi yang kuat dan mempertimbangkan kemampuan
serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain. Perawat senantiasa menjunjung
tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku
profesional.
PERAN
PROFESIONAL
1.
Membina sikap pandangan dan kemampuan professional
Pendidikan
tinggi keperawatan sangat berperan dalam membina sikap, pandangan dan kemampuan
professional, lulusannya. Diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan
professional, berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan
ilmiah keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan professional secara
baik dan benar (Husin, 1966).
Sebagai
perawat profesioanal diperoleh kepuasaan kerja yang selanjutnya memacu
pencapaian kemampuan melalui penampilan kerja yang lebih baik lagi. Kemampuan
berpikir kritis dalam mengambil keputusan serta mampu mempertanggungjawabkan
keputusan dan tindakan yang dilakukan merupakan salah satu factor utama
tercapainya kepuasaan kerja (Jones dan Beck, 1996). Kepuasaan kerja perawat
akan menghasilkan kepuasaan pada pemakai jasa keperawatan, baik masyarakat
maupun intitusi tempat bekerja.
2.
Meningkatkan mutu pelayanan/ askep dan kesehatan
Pendidikan keperawatan menghasilkan
perawat yang bersikap professional mencakup intelektual, interpersonal, dan
tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan secara legal, keputusan dan tindakan
yang dilakukan sesuai dengan standar dan kode etik profesi, serta dapat menjadi
contoh peran bagi perawat lain
3.
Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi
Pendididkan tinggi keperawatan akan
memfasilitasi perkembangan kehidupan organisasi keperawatan untuk lebih
professional. Dengan pendidikan profesioanal, perawat sebagai anggota dari
suatu organisasi profesi akan lebih memahami dan menghayati peran, tanggung
jawab, dan haknya sebagai anggota organisasi profesi yang memiliki sifat,
pandangan, dan kemampuan professional sangat memungkinkan organisasi
keperawatan berperan sabagai pengendali mutu pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat melalui pengaturan hak, tanggung jawab, dan kewengan tiap
perawat berdasarkan kompetensi yang dimiliki (SCHMALE,1996).
Selain itu,
organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses pengembangan dan pembinaan
keterampilan professional dan menerapkan kode etik profesi bagi tiap anggotanya
melalui pengaturan dan pengadaan system pendidikan berkelanjutan serta
mengendalikan pemanfaatan dan pengembangan IPTEK keperawatan(husin, 1999).
D.
PERAWAT MASA DEPAN
Perkembangan
keperawatan sebagai pelayanan profesional didukung oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang terarah dan
terencana.
Di
Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat bermakna bahkan
merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini bermula dari dicapainya
kesepakatan bersama pada Lokakarya Nasional Keperawatan pada bulan Januari 1983
yang menerima keperawatan sebagai pelayanan profesional (profesional service)
dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi (professional education).
Tenaga
keperawatan yang merupakan jumlah tenaga kesehatan terbesar seyogyanya dapat
memberikan kontribusi essensial dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Untuk
itu tenaga keperawatan dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan
profesionalnya agar mampu berperan aktif dalam pembangunan kesehatan khususnya
dalam pelayanan keperawatan profesional.
Pengembangan
pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan dengan pendidikan
profesional keperawatan. Pendidikan keperawatan bukan lagi merupakan pendidikan
vokasional/ kejuruan akan tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga
keperawatan yang menguasai ilmu keperawatan yang siap dan mempu melaksanakan
pelayanan / asuhan keperawatan profesional kepada masyarakan. Jenjang
pendidikan keperawatan bahkan telah mencapai tingkat Doktoral.
Keyakinan
inilah yang merupakan faktor penggerak perkembangan pendidikan keperawatan di
Indonesia pada jenjang pendidikan tinggi, yang sebenarnya telah dimulai sejak
tahun 1962 yaitu dengan dibukanya Akademi Keperawatan yang pertama di Jakarta.
Proses ini berkembang terus sejalan dengan hakikat profesionalisme keperawatan.
Dalam
Lokakarya Keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun dasar-dasar
pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan. Sebagai realisasinya disusun
kurikulum program pendidikan D-III Keperawatan, dan dilanjutkan dengan
penyusunan kurikulum pendidikan Sarjana (S1) Keperawatan.
Pendidikan
tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan profesional yang
mampu mengadakan pembaruan dan perbaikan mutu pelayanan / asuhan keperawatan,
serta penataan perkembangan kehidupan profesi keperawatan.
Pendidikan
tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan tenaga keperawatan professional yang
mampu mengadakan pembaharuan dan perbaikan mutu pelayanan/asuhan keperawatan,
serta penataan perkembangan kehidupan profesi keperawatan.
Keperawatan
sebagai suatu profesi, dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab
pengembanggannya harus mampu mandiri. Untuk itu memerlukan suatu wadah yang
mempunyai fungsi utama untuk menetapkan, mengatur serta mengendalikan berbagai
hal yang berkaitan dengan profesi seperti pengaturan hak dan batas kewenangan,
standar praktek, standar pendidikan, legislasi, kode etik profesi dan peraturan
lain yang berkaitan dengan profesi keperawatan.
Diperkirakan
bahwa dimasa datang tuntutan kebutuhann pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan akan terus meningkat baik dalam aspek mutu maupun keterjangkauan
serta cakupan pelayanan. Hal ini disebabkan meningkatkan kesadaran masyarakat
akan kesehatan yang diakibatkan meningkatnya kesadaran masyarakat secara umum,
dan peningkatan daya emban ekonomi masyarakat serta meningkatnya komplesitas
masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat. Masyarakat semakin sadar akan hukum
sehingga mendorong adanya tuntutan tersedianya pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keperawatan dengan mutu yang dapat dijangkau seluruh lapisan
masyarakat. Dengan demikian keperawatan perlu terus mengalami perubahan dan
perkembangan sejalan dengan perubahan yang terjadi diberbagai bidang lainnya.
Perkembangan
keperawatan bukan saja karena adanya pergeseran masalah kesehatan di
masyarakat, akan tetapi juga adanya tekanan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan serta perkembangan profesi keperawatan dalam menghadapi
era globalisasi.
Dalam
memnghadapi tuntutan kebutuhan dimasa datang maka langkah konkrit yang harus
dilakukan antara lain adalah : penataan standar praktek dan standar
pelayanan/asuhan keperawatan sebagai landasan pengendalian mutu pelayanan
keperawatan secara professional, penataan sistem pemberdayagunaan tenaga
keperawatan sesuai dengan kepakarannya, pengelolaan sistem pendidikan
keperawatan yang mampu menghasilkan keperawatan professional serta penataan
sistem legilasi keperawatan untuk mengatur hak dan batas kewenangan, kewajiban,
tanggung jawab tenaga keperawatan dalam melakukan praktek keperawatan.
E. SISTEM
PENYAMPAIAN KESEHATAN
Penyampaian
kesehatan salah satunya dilakukan dengan mengadakan penyuluhan kesehatan.
Beberapa factor yang perlu diperhatikan agar penyuluhan kesehatan dapat
mencapai sasaran yaitu :
1.
Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara
pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya
2.
Tingkat social ekonomi
Semakin tinggi tingkat social
ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru
3.
Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memerhatikan
informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang mereka sudah kenal, karena
sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampaian informasi
4.
Ketersediaan waktu di masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus
memperhatikan tingkat aktivitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran
masyarakat dalam penyuluhan
Metode yang
dapat dipergunakan dalam menyampaikan penyuluhan kesehatan :
1.
Metode ceramah
Suatu cara dalam menerangkan suatu
ide, pengertian, dan pesan secara lisan kepada sekelompok orang sehingga
memperoleh informasi tentang kesehatan
2.
Metode diskusi kelompok
Pembicaraan yang telah direncanakan
dan telah dipersiapkan tentang suatu topic dengan seorang pemimpin diskusi yang
telah ditunjuk.
3.
Metode curah pendapat
Suatu bentuk pemecahan masalah
dimana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang
terpikirkan oleh masing-masing peserta, dan evaluasi terhadap pendapat-pendapat
tadi dilakuka kemudian
4.
Metode seminar
Suatu cara dimana sekelompok orang
berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang yang ahli yang
menguasai bidangnya